Minggu, 15 Mei 2011

“KPP Pratama Boyolali, I Love you……”

Alhamdulilah, pada hari Senin sore tanggal 2 Mei 2011 menjelang waktu shalat ashar saya mendapatkan SMS dari seorang teman.
Mutasi sudah keluar, namun berita simpang siur. Ada yang mengabarkan pindah ke Karanganyar, teman yang lain mengatakan ke Boyolali. Saya bersyukur, nggak ada masalah mana yang benar antara Boyolali dan Karanganyar. Ketika SMS terus datang, saya yakin Boyolali adalah tempat saya yang baru untuk bekerja. Saya tidak suka menggunakan istilah mengabdi. Bagi saya mengabdi adalah level yang lebih tinggi katimbang bekerja. Dan saya masih sangat jauh dari itu.

Terbayang jalan-jalan yang mulus lebar. Udara yang sejuk dan teduhnya suasana kantor. Tak henti-hentinya saya berucap syukur. Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110o 22’ BT – 110o50’ BT dan 7o36’ LS – 7o71’LS dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan 1.500 meter dari permukaan laut. Kota kecil ini nampak bersih dengan jalan naik-turun ditengah kota dengan latar belakang pegunungan yang elok.
Sejak reformasi birokrasi di Direktorat Jenderal Pajak digulirkan hampir satu dekade lalu, banyak sekali hal-hal baru terjadi. Perjalanan memang tidak semulus jalan tol. Kadang bisa berlari kencang, kadang terseok-seok. Bahkan jatuh terjerembab. Kasus-kasus yang terjadi seperti Gayus adalah pukulan yang berat bagi institusi DJP. Survey independen dari beberapa lembaga survey ternama negeri ini, yang memberikan apresiasi luar biasa (sebelum kasus GT) seperti sirna tiba-tiba. Pada saat kasus Gayus meledak kita semua seperti seorang pendosa. Masyarakat mencibir. Kita menjadi bahan olok-olok di masyarakat.
Semua itu adalah bagian dari perjalanan. Kita tidak mau terpuruk. Kita rapatkan kembali barisan. Kita motivasi diri kita sendiri. Sistem pengawasan berlipat-lipat diperbaiki. Namun pada akhirnya memang masing-masing individu yang bertanggung jawab pada pekerjaannya. Dimanapun kita bekerja, disitu kita memilih. Kemana kita akan membawa diri kita. Selain masyarakat menilai, bukankah Tuhan mengawasi kita?
Seperti juga banyak Kantor Pelayanan Pajak Pratama lainnya, KPP Pratama Boyolali juga lahir setelah masa modernisasi DJP. Modernisasi adalah reformasi administrasi perpajakan secara berkesinambungan. Inti Modernisasi adalah Perubahan Paradigma, yakni :
Eksternal :
Kompleks menjadi sederhana
Tertutup menjadi terbuka (transparan)
Sulit menjadi mudah
Birokratif menjadi client oriented
Internal :
Perubahan Budaya dan Nilai Organisasi
Perubahan Pola Pikir Pegawai
MSDM berbasis kompetensi dan kinerja
Kami menyadari bahwa pelayanan yang kami berikan belum semuanya memuaskan masyarakat. Tapi kami akan terus berusaha tiada henti. Moga-moga kami bisa menjadi bagian kecil yang berarti bagi kejayaan negeri ini. Sebab pajak mempunyai kontribusi lebih dari 70% untuk penerimaan negara. Maka bisa dibayangkan jika pajak tidak mendapatkan dukungan masyarakat. Mari bersama-sama khususnya masyarakat Boyolali, yakin dan pastikan bahwa kita adalah bagian masyarakat yang berperan aktif untuk menciptakan dan mendukung Good Governance untuk menuju masyarakat “Zero Tolerance For Corruption”.
(kompasiana/didieyusat)

0 komentar:

Posting Komentar

Pintar pajak dengan blog, share pajak di sini aja ya www.humaspajak.co.cc