Setelah menjalankan perintah Rukun Islam yang ketiga yaitu melaksanakan perintah puasa di Bulan Ramadhan, maka sebagai bentuk dan simbol kemenangan dalam berperang melawan hawa nafsu, maka umat muslim akan bertemu dengan suatu hari yang sangat luar biasa maknanya, hari itu tiada lain adalah Idhul Fitri. Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (kembali ke awal seperti sedia kala).
Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali
pada fitrah. Di mana pada awal kejadian, semua manusia dalam keadaan
mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Dalam istilah sekarang
ini dikenal dengan ”Perjanjian Primordial” sebuah perjanjian antara manusia dengan Allah yang berisi pengakuan ke Tuhan-nan.
Dalam Idul Fitri juga ditandai dengan adanya ”mudik (pulang ke tempat dimana dia dilahirkan)”
yang notabene hanya ada di Indonesia. Selain itu, hari raya Idul Fitri
juga kerap ditandai dengan hampir 90% mereka memakai sesuatu yang baru,
mulai dari pakaian baru, sepatu baru, sepeda baru, ataupun mobil baru. Hal ini dapat kita maklumi karena perputaran uang terbesar ada pada saat Lebaran. Kalau sudah
demikian, bagaimana sebenarnya makna dari Idul Fitri itu sendiri. Apakah
Idul Fitri cukup ditandai dengan sesuatu yang baru, atau dengan mudik
untuk bersilaturrahim kepada sanak saudara dan kerabat?.
Tradisi Halal bi Halal juga merupakan bentuk tradisi lain dari perayaan Idhul Fitri. Halal bi Halal adalah suatu bentuk ungkapan khusus pada waktu dan tempat tertentu sebagai pengganti dari kata Silatur-Rahmi. Halal bi Halal sudah membudaya dan biasa dilakukan pada hari kedua Hari Raya Idul Fitri di beberapa negara di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Tradisi Halal bi Halal juga merupakan bentuk tradisi lain dari perayaan Idhul Fitri. Halal bi Halal adalah suatu bentuk ungkapan khusus pada waktu dan tempat tertentu sebagai pengganti dari kata Silatur-Rahmi. Halal bi Halal sudah membudaya dan biasa dilakukan pada hari kedua Hari Raya Idul Fitri di beberapa negara di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Istilah
Halal bi Halal ini berasal dari bahasa Arab yang berarti “Halal dengan yang
halal” atau “sama-sama saling menghalalkan”yang berarti saling meminta maaf
antara satu dengan yang lain. Sehingga orang yang menjalin dan dijalin silatur
rahmi dalam keadaan suci, sadar dan ikhlas untuk memaafkan dan dimaafkan serta
memperbaiki hubungan yang telah kusut.
Makna
dari Halal bi Halal ini akan lebih bermakna jika puasa yang dilakukan
benar-benar sempurna dan mampu meraih tujuan utama dari puasa itu sendiri yaitu
meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT.
Semoga
segala kekurangan amal perbuatan pada bulan Ramadhan dapat tertutupi dan
ditingkatkan di bulan Syawal ini dengan Silatu Rahmi ataupun Halal bi Halal
serta meningkatkan amal ibadah lainnya demi menyempurnakan keimanan menjadi
insan kamil yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT.
Dan yang terakhir kami segenap Pimpinan dan staff Kanwil DJP Jawa Tengah II mengucapkan selamat Hari Raya Idhul Fitri, Mohon Maaf lahir dan batin atas segala kesalahan dan kekhilafan selama ini.
0 komentar:
Posting Komentar