Google Pictures |
Menjadi
seorang pengusaha harus jeli membidik dan memanfaatkan peluang. Celah sekecil
apapun harus diubah menjadi kesempatan sebesar mungkin. Seorang pengusaha harus
terus mengasah kemampuannya mencium peluang bisnis.
Kesuksesan Imam tidak datang tiba-tiba. Ada proses dan
pembelajaran yang harus dilaluinya untuk meraih kesuksesan. Keberaniannya
memanfaatkan peluang sekecil apapun juga turut mendorong dirinya mengecap
nikmatnya berbisnis kopi.
Sosok yang beralamat di Desa Kalibanger, Kecamatan
Gemawang, Kabupaten Temanggung ini telah menggeluti usaha kopi selama kurang
lebih 30 tahun. Kini dia memiliki sekitar 1 hektare ladang kopi.
Sadar bahwa kopi yang dihasilkannya seperti kopi ose (biji
kopi kering) arabika, kopi ose (biji kopi kering) robusta, dan kopi bubuk
banyak peminat di luar negeri, Imam mencoba memasarkannya ke mancanegara.
Tak dinyana, kopi produksinya mendapat sambutan hangat.
Sehingga saat ini dia memiliki pasar ekspor rutin ke Jepang dan Australia.
Sementara di pasaran dalam negeri, Imam menjual kopinya ke Jakarta, Surabaya,
Bandung, Semarang, Medan dan beberapa kota lain di Indonesia.
Untuk Kopi Ose (biji kopi kering) Robusta dia menjual
antara Rp 12.500-14.000. Sementara Kopi Ose (biji kopi kering) Arabika dibanderol
Rp 15-18 ribu. Kemudian untuk Kopi Bubuk Robusta dijual dari harga Rp 25.000
sampai Rp 35.000 dan yang paling mahal adalah Kopi Bubuk Arabika yang dijual Rp
40.000-50.000.
Tak sekadar berusaha dan mengembangkan bisnis
sendiri, Imam juga tergabung dalam asosiasi yang merupakan wadah bagi para
petani di Temanggung untuk pengolahan biji kopi dan penjualan kopi.
0 komentar:
Posting Komentar