Solo... kota klasik yang modern tetapi tidak meninggalkan budaya aslinya, tak henti-hentinya kota ini menyelenggarakan pentas kebudayaan dan seni bertaraf internasional, kali ini dalam rangka memperingati ulang tahun Kota Surakarta ke-266 dan untuk meningkatkan sektor pariwisata Pemerintah Kota Surakarta menyelenggarakan Pentas Solo Batik Carnival (SBC) 2011 di Jalan Slamet Riyadi. kali ini Solo memang penuh dengan kejutan. Bukan saja pemilihan waktu di malam hari yang dirasa berani. Namun juga karena kecermatan dalam memilih empat tema legenda yang merakyat di Nusantara yaitu Ratu Pantai Selatan, Roro Jonggrang,
Ratu Kencono Wungu, dan Ande-ande Lumut. Dengan melibatkan sekitar 600 peserta dan opera berjalan yang membawa sebanyak 324 kostum serba batik. Karnaval tersebut dimeriahkan oleh tiga putri istimewa yakni Nadine Alexandra Dewi Ames (Putri Indonesia 2010), Reisa Kartikasari (Putri Indonesia Lingkungan Hidup 2010) dan Alessandra Khadijah Usman (Putri Indonesia Pariwisata 2010). Dan yang harus digaris bawahi barangkali ialah bahwa kesuksesan SBC 2011 itu sebenarnya bukan saja karena penampilannya yang tergarap apik.
Kata Wali Kota Solo Jokowi, acara itu karena berakar kuat dari masyarakat sebagai tim kreator. “Masyarakatlah yang merancang dan rela mengeluarkan uang pribadi demi merancang busana batik selama pelatihan empat bulan lamanya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Purnomo Subagyo.
SIPA Solo International Performing Art adalah sarana mempromosikan Kota Solo sebagai Kota Budaya. Seni pertunjukan menjadi sebuah jembatan yang akan melempangkan Solo sebagai kota yang akan selalu hidup dan tumbuh bersama kebudayaan masyarakatnya. Persembahan seni dan budaya bertajuk Solo International Performing Arts (SIPA) 2011 kali ini mengusung tema besar Topeng. Dalam acara yang digelar 1-3 Juli 2011 di Pamedan Pura Mangkunegaran, Solo, diisi 16 penampil dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Belanda, India, Amerika, Korea, Rumania, dan Meksiko, di mana semua peserta akan menampilkan tarian topeng khas dari daerah masing-masing. Tema yang diambil pada SIPA 2011 selain menonjolkan eksotisme tarian topeng juga konsep bermusiknya. Kali ini pada gelaran SIPA 2011 dua elemen yakni topeng dan musik porsinya dibuat sebanding. Sementara itu, desain artistik panggung akan diubah sedemikian rupa seperti “panggung apung”. Dimana tata panggung akan dibuat seperti sebuah perahu dan di bawahnya terdapat kolam besar. Pembukaan acara berlangsung semarak ketika diawali dengan percikan kembang api dan tepuk tangan puluhan ribu penonton.
0 komentar:
Posting Komentar