Kamis, 14 April 2011

Aku belum siap untuk menjadi ustadzah

Malam itu kubuka-buka buku karangan Habbiburahman yang berisi banyak pesan agama dan buku-buka karangan Al Ghozali, ketika merasa belum ada yang mengena kubuka buku Cahyadi Takariawan. Setiap ada hadistnya aku cocokkan dengan buku hadist Al Bukhori untuk melihat kesinkronannya. Masih belum puas kubuka buku-buku karangan beberapa orang terkenal yang membahas pernak pernik yang ada hubungannya dengan akhlak. Bahkan kubuka juga terjemahan Al Qur’an untuk mengetahui beberapa permasalahan atau materi yang patut untuk kubicarakan dalam tausiyah nanti.
Cukup repot juga bagiku, karena ditawari untuk mengisi tausiyah yang nota bene belum pernah kulakukan. Aku memang senang menulis tetapi untuk berinteraksi dengan audience dan membicarakan materi-materi yang ada hubungannya dengan agama belum berani kulakukan. Itu berarti akan ada tanya jawab yang pertanyaannya belum tentu sama denga topik yang kusampaikan. Kemarin sore ada dua orang laki-laki dari badan amil zakat yang menjemput zakatku bulan ini. Pembicaraan dan diskusi kami yang kesana kemari akhirnya membuat mereka meminta aku untuk mengisi tausiyah yang audience nya adalah ABG atau anak baru gede. Katanya sih untuk memberikan sangu buat mereka di zaman yang penuh kebebasan pergaulan antara laki-laki dan wanita yang bukan muhrimnya.
Beberapa materi kurasa pas untuk kusampaikan. Bagaimana menghadapi orang tua, bagaimana berteman yang baik dengan laki-laki bukan muhrim, bagaimana menjadi pendengar yang baik ketika ada teman yang sedang curhat, bagaimana….. aku masih bingung menentukan yang mana yang harus kusampaikan nanti. Aku latihan bicara di depan cermin, mimik wajah, tangan …..kupraktekkan seperti layaknya aku sedang tausiyah. Kuusahakan untuk terus tersenyum. Bukankah dengan senyum akan membuat senang audience. Kupatut-patut diriku dan berandai-andai menjawab jika ada pertanyaan.
Malam itupun aku sulit tidur, kalau hari Kamis nanti aku jadi mengisi tausiyah maka itu adalah tausiyahku pertama kali. Aku merasa kehidupanku yang berkeinginan berarti bagi orang lain sudah didepan mata. Mungkin ini jalanku, mungkin ini jalanku, pikirku. Aku ingin berbagi, bermanfaat untuk sesama. Aku tersenyum penuh kegeeran. Mengapa aku yang disuruh, apa aku memang pantas untuk menjadi ustadzah? Apa ini jalanku?
Berbagai pikiran berkecamuk di kepalaku, sungguh sulit untuk tidak deg-degan. Aku ingin memberikan yang terbaik pada penampilan pertamaku ini, seperti ketika aku menjadi MC, saat nanti aku jadi ustadzah aku berusaha untuk membuat audience gembira. Aku mengharapkan tepuk tangan dari orang lain, aku ingin dipuji, aku ingin semua orang mengucapkan selamat. Setan-setan itu membisikiku…..
Masih dengan haru biru kegembiraanku, dengan tanpa sengaja aku bertanya pada teman sekantorku yang sudah terbiasa memberikan ceramah-ceramah. “Enaknya materinya apa ya yang harus aku sampaikan, aku mau tausiyah besok pagi?”, tanyaku sambil senyum. Temanku diam saja tidak menjawab. Kuulang lagi pertanyaan yang sama kepadanya sambil kutekankan kalau aku besok akan memberikan tausiyah. Temanku akhirnya menjawab, “Materinya yang harus kita berikan pada orang adalah apa yang kita lakukan”. Deg….. aku kaget bukan alang kepalang. Sungguh jawaban itu tidak kuduga. Bagaimana mungkin aku memberikan materi dengan sikapku yang masih pemarah, yang kadang masih malas melakukan sholat malam, kadang tidak mau mengerti perasaan orang lain dan masih banyak lagi perbuatan yang kurang baik masih kulakukan..
Ilmu bisa dipelajari, pengetahuan bisa digali. Tapi akhlakul karimah harus dengan usaha yang keras. Bagaimana mungkin aku memberikan materi yang baik-baik sedangkan aku sendiri belum melaksanakannya. Ciri-ciri orang seperti inilah salah satunya yang tidak disukai Allah. Berbicara tanpa bertindak dan melakukan sesuatu penuh pamrih. Aku belum siap untuk menjadi ustadzah……
Duhai Tuhanku yang maha pengampun lagi maha penyayang, ampunilah aku yang selalu merasa benar dalam bertindak, masih terpedaya oleh pujian orang lain, masih malas untuk berubah dan intropeksi. Ampuni aku ya Rabb. Berikanlah petunjuk dan kekuatan kepadaku agar aku bisa menjadi orang yang mau menyadari bahwa perkataan dan perbuatan yang kulakukan harus sejalan. Selalu dekatlah denganku ya Allah, jangan pernah jauhi aku. Subhanallah…….
Wallahu’alam wishowab….  
(http://dhidaerna.multiply.com)

1 komentar:

berubah jadi super woman ajah

Posting Komentar

Pintar pajak dengan blog, share pajak di sini aja ya www.humaspajak.co.cc